TERMOKRONOLOGI JEJAK BELAH APATIT
Teori dan Aplikasi

Studi termokronologi dengan jejak belah (fission track) pada mineral merupakan teknik yang relatif baru, tetapi telah berkembang secara pesat dalam implementasinya di bidang geologi, antara lain penanggalan umur absolut, studi batuan sumber (provenance), pentarikan stratigrafi, emplasemen endapan bijih, evaluasi sejarah termal dan potensi hidrokarbon, evolusi tektonik, dan perkembangan bentang alam. Analisis jejak belah yang digunakan untuk mempelajari sejarah termal pada kisaran rendah pada umumnya menggunakan mineral apatit yang dipisahkan dari perconto batuan.Pada prinsipnya, parameter jejak belah (umur dan distribusi panjang) merupakan rekaman paleotemperature maksimum (Tmaks) yang pernah mempengaruhi sikuen batuan. Jejak belah sangat sensitif atau tidak stabil pada elevasi temperatur antara 60˚-110˚C. Apabila rumpunan batuan pembawa kristal apatit mengalami pembebanan melalui deeper burial, dan terekspos pada elevasi temperatur tinggi maka jejak belah pada butiran apatit akan memendek atau dikenal dengan aneling. Jika sikuen batuan kemudian mengalami pengangkatan dan denudasi, dan terekspos pada temperatur lebih rendah maka jejak belah baru terbentuk, sehingga kristal apatit memiliki dua distribusi parameter panjang dari hasil pemanasan (heating episode) dan pendinginan (cooling episode). Oleh karena itu, pemodelan data jejak belah mampu mengungkapkan evolusi tektonik dalam perspektif sejarah termal sikuen batuan, dimulai sejak deposition-burial, kemudian uplift-exhumation-unroofing.

Penerbit : Prof. Ir. Edy Sutriyono, MSC PhD

Penerbit :

UPT. Penerbit dan Percetakan 

Universitas Sriwijaya 2022

Kampus Unsri Palembang

Jalan Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang 30139

Telp. 0711-360969

email : unsri.press@yahoo.com, penerbitunsri@gmail.com

website : www.unsri.unsripress.ac.id

Leave a Reply

Your email address will not be published.

eighteen − five =