Bunga Rampai Bambang Lanang (Magnolia champaca (L) Figlar), Pohon Multiguna: Silvikultur Dan Pemanfaatannya

Bambang lanang atau cempaka (Magnolia champaca (L.) Figlar merupakan salah satu jenis pohon penghasil kayu pertukangan yang telah dikenal dan dibudidayakan secara luas di Provinsi Sumatera Selatan. Budidaya yang telah dilakukan secara turun temurun di Sumatera Selatan menunjukkan bahwa penanaman bambang lanang telah membudaya di tataran masyarakat. Budaya ini perlu diangkat ke permukaan sehingga budidaya bambang lanang bisa berkembang lebih luas di Indonesia.

Pada dasarnya, bambang lanang bukan jenis endemik di Sumatera Selatan, karena sebaran alami jenis ini cukup luas yaitu pada zona ekologis Indo-Malaya yang meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, hingga India dan China. Beberapa publikasi menunjukkan bahwa selain di Sumatera Selatan, budidaya bambang lanang sebagai kayu pertukangan juga dilakukan di Jawa Barat yang dikenal dengan nama lokal manglid. Bambang lanang juga sudah dikenal dalam perdagangan kayu internasional yang dikenal dengan nama cempaka. Luasnya sebaran dan pemanfaatan kayunya dalam perdagangan internasional membawa konsekuensi pentingnya sistem tata nama dan deskripsi morfologi bambang lanang yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Riset terkait jenis Bambang lanang di Sumatera Selatan telah banyak dilakukan dan meliputi berbagai aspek, mulai dari aspek ekologi, taksonomi, morfologi, silvikultur, hingga aspek pemanfaatan dan ekonominya. Publikasi hasil riset yang tersebar di berbagai media baik berupa prosiding, jurnal nasional, hingga jurnal internasional mendorong para penulis untuk menyatukan dan mengemas seluruh informasi dan teknologi hasil-hasil riset tersebut dalam bentuk buku bunga rampai sehingga dapat menyajikan informasi yang utuh bagi para pembaca. Sebagai sintesa hasil riset, selain memuat informasi yang lengkap terkait informasi ilmiah, teknik budidaya dan pemanfaatan jenis bambang lanang, buku ini disajikan dalam bahasa yang lebih popular agar dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya pada tataran ilmiah tapi juga para praktisi termasuk para petani dan dunia usaha. Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dan pedoman berbagai pihak yang akan mengembangkan pemanfaatan bambang lanang, tidak hanya sebagai kayu pertukangan, tapi juga untuk pemanfaatan lainnya seperti bahan obat-obatan dan kosmetik. Secara umum, isi buku masih lebih fokus pada pemanfaatan bambang lanang sebagai kayu pertukangan, namun demikian, buku ini juga menyajikan potensi dan peluang pemanfaatan lainnya sesuai hasil riset yang diperoleh.

Editor: